Aksi Heroik Agam, Seorang Porter Handal Gunung Rinjani


Jakarta, Trendpurwakarta.info - Agam Rinjani mungkin bukan nama asing bagi para pendaki Gunung Rinjani. Sosok yang dikenal sebagai porter andalan di jalur pendakian ini belakangan jadi perbincangan hangat setelah tampil di salah satu podcast artis. Bukan karena sensasi, melainkan kisah lucunya yang jujur dan membumi tentang bagaimana ia pernah jadi orang kaya selama 10 hari.


Dalam podcast tersebut, Agam mengisahkan masa kejayaannya saat jadi porter, sebelum dunia wisata gunung sepopuler sekarang. 


“Dulu belum ada tuh yang namanya open trip. Tapi kalau misalnya per pax 8 juta, kita dapat 100 orang, ya tinggal hitung saja, berapa coba?” ujarnya sambil tertawa.


Dari hasil jerih payah dan ketekunan menabung, Agam akhirnya liburan ke Bali. Tapi bukan liburan biasa, ia menginap di hotel mewah seharga 24 juta rupiah per malam, bahkan sempat mencarter mobil Ferrari dan Lamborghini. Bak gaya hidup Sultan? untuk 10 hari saja.


Namun hidup tak selalu di atas. Sepulang dari liburan, Gunung Rinjani justru ditutup karena aktivitas vulkanik. Pendakian dibekukan, Agam pun kehilangan pemasukan. 


“Hm, jadi gembel ini saya,” candanya. “Betul itu, dengan 150 ribu rupiah saya hemat sekali. Numpang truk dari Bali, biayanya 20 ribu rupiah, hahah!”


Kini, nama Agam kembali muncul, setelah aksi heroiknya yang mengangkat jenazah perempuan pendaki asal negara Brazil di dasar gunung Rinjani yang dikabarkan jatuh saat pendakian dan karena keberaniannya mengelola donasi sebesar Rp1,5 miliar. Sadar bahwa jumlah itu bisa mengundang kontroversi, ia tetap tenang dan tegas tidak mempermasalahkan penilaian orang-orang. Baginya, yang terpenting adalah amanah. Uang tersebut rencananya akan ia bagi untuk keperluan sosial dan sebagian lagi digunakan untuk meningkatkan peralatan rescue sebuah langkah nyata untuk kebaikan bersama.


Kisah Agam Rinjani bukan sekadar cerita lucu soal naik turun kehidupan. Tapi juga potret bagaimana kerja keras, ketulusan, dan kesadaran sosial bisa berjalan beriringan. Dari porter ke sultan sementara, lalu kembali ke akar semua itu dijalani Agam dengan hati yang tetap membumi. (Anz)

0 Komentar